cf372cc573f2f53395db2fb45dc6a67b🌸🌺🌹🍂 PERAN KEIKHLASAN DALAM AMALAN
✍🏻 Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Aku wasiatkan terhadap diri ini dan kalian semuanya agar ikhlas untuk Allah semata dalam setiap ucapan dan perbuatan.
Sebagaimana Allah Tabaraka wa Ta'la telah berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
"Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali agar mereka beribadah kepada Allah dengan memurnikan (ikhlas) agama hanya untuk Allah semata." (QS. Al Bayyinah:5).
Allah pun telah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk mewujudkan keikhlasan. Demikian pula memerintahkan seluruh umat untuk merealisasikan keikhlasan.
Dalil dalam hal itu sangatlah banyak. (Maka) tiada berharga amalan apapun tanpa keikhlasan. Baik sholat, puasa, zakat, haji, nasehat, doa, ataupun mengajar ilmu agama (berdakwah), -tanpa keikhlasan- semua tiada bernilai. Jika hamba tidak menujukan amalan tersebut untuk wajah Allah, maka akibatnya adalah kerugian.
Keikhlasan adalah salah satu pilar utama dalam setiap amal perbuatan seorang Muslim. Syaikh Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah memberikan nasihat yang sangat penting, yaitu agar kita senantiasa menjadikan setiap ucapan dan perbuatan kita semata-mata untuk Allah. Keikhlasan dalam amal perbuatan merupakan syarat yang tak terpisahkan untuk diterimanya amal tersebut di sisi Allah. Tanpa keikhlasan, meskipun amalannya terlihat baik di mata manusia, di hadapan Allah, amal tersebut bisa menjadi sia-sia.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat Al-Bayyinah ayat 5,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
"Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali agar mereka beribadah kepada Allah dengan memurnikan (ikhlas) agama hanya untuk Allah semata."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa tujuan utama dalam kehidupan ini adalah untuk mengabdi kepada Allah dengan keikhlasan, yaitu melakukan segala sesuatu hanya karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian atau balasan dari makhluk-Nya. Keikhlasan ini adalah inti dari semua amal yang diterima di sisi Allah, baik itu ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan zakat, maupun amal sunnah seperti berdakwah, mengajar ilmu, dan memberi nasehat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga telah menegaskan dalam sabdanya bahwa amal perbuatan yang tidak dilakukan dengan ikhlas hanya akan menjadi sia-sia. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keikhlasan dalam beramal juga berarti menghindari riya’ (memamerkan amal) dan sum'ah (ingin didengar orang). Kedua sifat ini dapat merusak nilai amal, karena jika amal dilakukan untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain, maka amal tersebut tidak akan diterima oleh Allah. Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu memeriksa niatnya sebelum melakukan amal dan berusaha untuk menjaga kemurnian niat tersebut agar semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah.
Keikhlasan ini juga berlaku dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim, bukan hanya dalam ibadah ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan aktivitas lainnya. Jika seseorang bekerja dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah, maka pekerjaan itu juga menjadi ibadah, meskipun secara duniawi itu dianggap sebagai kegiatan biasa. Keikhlasan menjadikan setiap aktivitas dalam hidup ini bernilai di hadapan Allah.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjadikan Allah sebagai tujuan utama dalam setiap amal perbuatan. Allah adalah satu-satunya yang berhak mendapatkan segala bentuk penghambaan, dan amal yang dilakukan hanya untuk-Nya akan memberikan keberkahan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika amal dilakukan tanpa keikhlasan, maka amal tersebut tidak akan memberikan manfaat bagi pelakunya, bahkan bisa menjadi sumber kerugian di akhirat.
Semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan untuk melakukan setiap amal dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah, dan semoga Allah menerima segala amal perbuatan kita. Aamiin.
Wallahu A'lam Bishawab